Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Modal Ngapalin Quran, Dapet Semua Yang Lagi Dibutuhin

Selasa, 28 September 2021
Moment ter-masyaallah tabarakallah itu selalu ada tiap hari. Alhamdulillah, Allah kasih taufik dan hidayah, semoga selalu istiqomah dalam kebaikan tanpa kesombongan. 

Awal di China Town, sering merasa sedih dan gelisah sendiri. Rasanya cuma pengen pulang karena di rumah semuanya ada. Ada ibu yang diajak ngobrol, ada ayah yang bisa anterin kemana-mana, semua supermarket bisa diakses mudah, dan sederet alasan lain yang bikin betah di rumah. Sedangkan di sini tidak ada apapun yang bisa bikin betah, selain keheningan di ruang kamar.

Allah maha baik, dan lebih tau daripada diriku sendiri. Aku cuma percaya kalo aku datang ke sini bukan sia-sia, Allah yang gerakin. Jadi meskipun nyaris ambruk karena hal-hal berkaitan hati, pada akhirnya melepaskan diri dari jeratan nafsu sendiri bisa melegakan. Sudah kupilih konsekuensi yang paling aku mampu jalani, semenjak ia memilih pergi sementara. Entah akan kembali atau tidak, aku tidak tau. Pun aku akan kembali atau tidak, aku juga tidak tau. Saat ini yang ku tau hanyalah berserah diri dan berbuat baik.

Kebaikan yang paling mudah dilakukan adalah membaca Qur'an. Setiap hurufnya mengandung 1 kebaikan. Aku ada ingat hadist yang bilang, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya keburukan itu sirna dan tergantikan oleh kebaikan. Maka yang kulakukan kini adalah mengiringi keburukanku dengan hal baik, mudah-mudahan Allah gantikan perbuatan buruk yg pernah kulakukan dengan kebaikan. Semoga Allah tutup aib-aib dari masing-masing kita.

Hidayah itu mahal, dan alhamdulillah wa syukurillah ketika kamu mendapatkannya, jangan lupa minta agar tetap diberi hidayah terus sama Allah. Beberapa minggu ini momen masyaallah sering kujumpai secara nyata.

Ketika aku lapar, ada makanan yg mendatangiku. Ketika butuh baju, ada yang memberiku secara cuma-cuma. Ketika butuh penghiburan, ada kawan yang bersedia mengantar kesini dan kesana. 

Aku bahkan baru mendekati Quran, belum seperti para hafidz/hafidzah yang menghapalkan kitabullah tapi Allah kasih semua yang aku butuh masalah perduniawian ini. Bagaimana kalau aku jadi seorang penghapal Al-Qur'an? Mungkin lebih banyak kemudahan lagi yang akan didapatkan, mengingat orng yang dekat Al-Qur'an jiwanya sangat tenang. 



Capek2 mikirin gimana caranya punya duit buat beli segala macam kebutuhan. 


Kalo ternyata dengan duduk diam dan menghapal quran, semua kebutuhan datang sendiri, kenapa harus pilih jalan yang merepotkan ya?


Semoga Allah senantiasa menjaga niat-niat baik dariku, darimu, dan memberimu ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu.


Barakallahu fiik, jangan lupa senyum! :)