Sudah usai Mei yang padat dengan segala perpindahan lokasi dan cerita dari amanah-amanah yang dibawa oleh punggung si sepi. Kini Juni sudah menyapa dan berganti peran dalam kalender sebagai pengingat waktu. Kian lama, memori-memori dari masa lalu malah hadir seperti baru kemarin. Nyata di depan mata meski waktu sudah lewat terlampau tua.
2019 bukan waktu yang sulit untuk dikenang untukku. Sweet and sour, seperti judul lagu dan film, atau bahkan kembang gula yang pernah dirasa, tahun itu penuh kenangan nano-nano yang 'ramai rasanya!' jika harus mendeskripsikan dalam kata-kata.
Perasaan, nyatanya bisa sedalam Palung Marina meskipun tampak seperti kolam mandi bola. Kukira semua sudah berhasil aku selesaikan di tahun 2016, saat pertemuan terakhir yang janggal dan setelahnya instastory jatuh cinta versimu itu. Komedi bagiku lantaran di 2023 masih ada jejak dan doa-doa yang tersemat untuk sebuah nama.
Kalau kubilang, aku tidak ingin kembali ke masa penantian yang bodoh itu benar, maka aku berhasil sedikit memanipulasi pikiranku. Sebab meskipun dipaksa, aku tidak pernah sampai hati untuk sepemikiran dengan tuan berjas hitam dan mengikutinya. Aku selalu ingin menjadi aku sambil berharap ada matahari untuk mengarahkan tangkai-tangkai dan dedaunanku agar tumbuh ke atas. Bukan terus menerus memupuki tanaman yang ia sendiri enggan tumbuh.
Tersadar jika tuan berjas hitam memanglah bulan. Ia butuh matahari untuk berganti peran. Sedangkan aku juga adalah bulan. Menjadi matahari melelahkan untukku. Dua bulan dalam satu waktu tidak akan bisa berhasil. Aku sudah berhenti memikirkan berbagai kemungkinan sejak suara Taka di lagu Heartache pertama kali aku dengar dari ruangan gelap jam 3 pagi itu, dan bersumpah untuk berhenti mencari tahu meskipun kedengarannya seperti mustahil, ya betul aku berhasil melakukannya. Hingga kemarin tiba-tiba tuan berjas hitam ini muncul mendadak di following list. Menyapa tanpa sapaan, dan kembali hilang mirip jenis belalang.
Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu selama ini, tapi aku percaya akan ada waktu untuk mekar dan menjadi indah ketika sudah dikehendaki-Nya. Maka meskipun tak ada sisa berani untuk menyapamu lagi, tetap kuhaturkan harap agar kesenduanmu berganti dengan cahaya.
(Balasan untuk sebuah bio, 010623, S2)