Halo!
Minggu ini mau bahas food waste ah, soalnya ini dilemma nyaris semua orang terdekatk dan
termasuk saya sendiri.
Jadi, apa sih food
waste?
Food
waste atau dalam Bahasa Indonesia adalah limbah makanan
yang definisi intinya adalah makanan yang terbuang lalu menjadi limbah. Artikel
di laman national geographic menyebutkan bahwa limbah makanan membuat sumber
makanan berkurang dan sangat berkontribusi dengan perubahan cuaca dunia. Pantesan sepanjang pertengahan tahun ini
hujan terus tapi panas banget juga kayak liat dia bersama yang lain…
Saya sendiri baru kepo-kepo tentang hal ini dan baru
menyadari sesuatu…
Ketika membuang sedikit nasi di piring, sisa sambal,
daging ayam yang tidak saya suka, timun atau lalapan lain, itu artinya saya
ikut membuang pupuk, tenaga kerja, dan pestisida yang dipakai petani dengan
sia-sia. Serta baru sadar juga kalau limbah makanan itu mengandung gas yang
bisa saja meledak karena ditumpuk terlalu banyak!
Terus, sejak kapan limbah makanan bisa berbahaya
gitu, Tu?
Kalau ditanya gitu bingung ya, balesnya gimana. Namanya
limbah, kurang lebih pasti bisa berbahaya gak sih? Mau minor atau mayor
efeknya, tetap aja ada. Limbah makanan bisa jadi berbahaya karena buruknya
pengelolaan sampah dan minim kesadaran dari masyarakat untuk sadar lingkungan.
Artikel womantalk
menuliskan tentang fakta limbah makanan. Artikel tersebut menyebutkan bahwa ada
10 fakta tentang limbah makanan yang saya rangkum menjadi tiga :
Kesatu : 3,3 milyar ton karbon dioksida yang
dilepaskan ke atmosfer bumi.
Kedua : sebesar 1,4 miliar hektar hilang dan
digantikan untuk dibuat lahan pertanian sebagai sumber makanan manusia di dunia
Ketiga : limbah makanan merugikan secara ekonomi
Saya pas SD khawatir banget karena tahu kalau
lapisan ozon sudah bolong-bolong. Apalagi sekarang coba, sudah bolong-bolong,
menipis, dan saya semakin khawatir karena semakin tua saya, semakin cuaca jadi
panas gak karu-karuan! L
Pada fakta kesatu, Sebuah organisasi yang
berkolaborasi dengan lebih dari 50 pebisnis, nonprofit, foundation dan
pemerintah yang berkomitmet untuk mengurangi limbah makanan dari Amerika yakni
ReFED menuliskan tentang konsumen Amerika yang membuang milyaran dollar dari
masalah limbah makanan. Lebih dari $218 terbuang dari makanan yang tidak
dimakan sama sekali. Sekitar 52 ribu ton makanan sisa dibuang ke pembuangan
padahal satu dari tujuh orang Amerika kelaparan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia sendiri, jumlah makanan yang terbuang
bisa memberi makan 11% dari jumlah populasi alias 28juta jiwa bisa dikasih
makan dari makanan sisa itu. 19,4 juta masyarakat Indonesia masih hidup dalam
bayangan kelaparan ternyata. Padahal selama ini kita hidup enak, tiap hari
pertanyaannya : “Mau makan apa hari ini?” tanpa sadar di negara sendiri masih
musim kelaparan.
Kenapa sih kok makanan dibuang-buang?
Data dari Tirto.id malah makin mengejutkan karena 56%
sampah yang ada dipembuangan ibukota isinya limbah makanan, warga Jakarta beli
makanan untuk dibuang karena pola konsumsi yang berlebihan dan selalu
menyisakan makanan karena malu.
Iya, malu.
Pernah denger gak sih temen kalian bilang “ya ampun,
piring licin amat.. rakus.” Atau “apaan piring bersih amat kayak ga pernah
makan aja sih, malu-maluin.” Atau “makanan tuh sisain dikit kek, malu diliatnya
tau.” Gitu??
Bersyukurlah kalau enggak pernah dengar, apalagi gak
pernah digituin sama kenalan kita. Karena saya pernah juga lho sama saudara
sendiri dibilang “makan kok sampe licin gitu, doyan apa rakus?” hahaha padahal
pas masih kecil saya diajari ibu untuk gak boleh nyisain satu butir nasi pun
karena nanti nasinya nangis. Saya sih sampai sekarang percaya kalau nasi bisa
nangis gitu, ya barangkali emang beneran cuma kita aja yang ga denger?
Gengsi gitu kalau makanan di piring pindah semua ke
perut, mungkin biar dilihat orang kayak The Royal Family macem keluarga Inggris
kali, alias biar perlente. Hmm saya sih tipe merakyat daripada harus perlente
hahaha. Mampu finansial ga berarti harus membuang makanan, kan?
Berdasarkan data dari Foundation and Agriculture Organization (FAO), sekitar 1,3 triliun
ton makanan hilang per tahun. Kok bisa? Iyalah bisa. Rinciannya, sebesar 10%
makanan hilang saat produksi, 1% dari makanan hilang karena pengolahan,
kehilangan saat pemasaran 6%, dan mencapai 9% makanan hilang saat tahap
konsumsi.
Ada gak sih, Tu, kapan gitu limbah makanan ini
membludak banget?
Ada!! Pas bulan Ramadan gini di 10 hari pertama,
sampah makanan itu banyak. Ada lagi pas pesta pernikahan. Metang-mentang lagi
pesta jadi boleh buang-buang makanan? Kan segala sesuatu yang berlebihan itu
gak baik gaes di setiap agama… ada juga saat Thanks giving atau Christmast. Pokoknya
dimana ada perayaan, disitu sampah sisa makanan menumpuk!
Berdasarkan data dari FAO, sekitar 1,3 triliun ton
makanan hilang setiap tahunnya di seluruh dunia dengan rincian tingkat
kehilangan saat produksi sebesar 10%, kehilangan saat tahap pengolahan sebesar
1%, kehilangan saat pemasaran 6%, serta kehilangan saat tahap konsumsi
mencapahilang
Fakta kedua tentang limbah makanan ini adalah … kita
kehilangan lahan sebesar 1,4 miliar hektar atau sekitar 7x luas negara
Indonesia untuk digunakan sebagai lahan pertanian di dunia. Lahan sebesar itu
ya, tentu berpengaruh juga sama lahan kehutanan dan mengancam spesies tanaman
dan hewan yang dikonservasi. Kalian kepikiran gini gak sih, kalau sekarang
(diumur 21 kalau saya) saja sudah banyak tanaman dan hewan yang langka dan
dilindungi, apa kabar nanti kalau kita sudah punya anak dan cucu? Apalagi pertumbuhan
penduduk yang membludak tentunya makin butuh sandang, pangan dan papan yang
banyak. Saking banyaknya sampai mungkin tidak sadar mengeruk bumi ini tanpa
mengembalikan kehijauannya. Apalagi kalau terlalu banyak orang, tingkat kesulitan
untuk diedukasi dan mengedukasi pentingnya menjaga lingkungan pasti tinggi. Hmmm
berat ya Allah aku pusing ….
Penelitian yang dilakukan Riska Amelia Mulyo dan
Drajat Martianto dari IPB tentang perkiraan kehilangan pangan dan komoditas beras
di Indonesia pada tahun 2016 , mengungkapkan bahawa hampir ¼ beras yang
diproduksi di Indonesia loss (hilang) dan waste (terbuang). Hal tersebut
menyebabkan kerugian ekonomi senilai 86.6 triliun rupiah. Kerugian lainnya ada
pada lingkungan udara yang tercemar, pemborosan sumber daya alam air pula.
Edan!
Eh, Tu. Bukannya sampah makanan mah jadi kompos ya
kalau dibuang ke tanah?
Iya kalau membuangnya ke sumur biopori. Kalau ke
pembuangan sampah, malah menumpuk dan membuat racun karbon dioksida yang membuat
bolong lapisan ozon. Resiko lainnya dari pembuangan limbah makanan ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir) adalah terjadi tsunami sampah atau dikenal juga
dengan longsor sampah. Pernah di tahun 2005, TPA Leuwigajah Bandung meledak
karena reaksi kimia di dalam tumpukan sampah. Korbannya mencapai 150 orang,
yang meninggal banyak dan yang luka-luka lebih banyak lagi (koran Pikiran
Rakyat Februari 2005).
Sebuah artikel di VOA Indonesia menuliskan tentang
limbah makanan yang mengeluarkan gas metana. Gas metana ini 21 x lebih
berbahaya dari karbon dioksida. Limbah makanan adalah satu-satunya limbah yang
sangat kuat untuk menyumbang perubahan iklim, dan masalah limbah makanann ini
terlalu besar skalanya untuk saya yang upik abu ini… ada langkah sederhana
untuk mengurangi limbah makanan ini kok.
Tips Mengurangi limbah makanan (disandur dari
beberapa artikel) :
- Mengurangi konsumsi makanan instan
- Membawa tempat makan kosong; selain mengurangi sampah plastik,
dengan membawa tempat makan sendiri itu kita bisa minta porsi yang sesuai
dengan tempat makan atau keinginan sendiri
- Mengolah makanan sisa; Belajar membuat fertilizer, saya masih tahap mencari dan
belajar juga haaha karena bingung kalau ada sampah sisa makanan dibuang kemana
jadi berpikir untuk beli tanaman hias gitu deh tapi masih wacana dulu J
Banyak orang yang membuang makanan mereka lebih dari
yang mereka pikirkan, termasuk saya… tapi kadang ngerasa “aku cuma sisa sedikit
kok” karena lihat orang lain yang beli makanan tapi setengah isi dipiring itu
gak dimakan. Miris…
Indonesia menjadi pembuang sampah makanan terbanyak
ke dua di dunia setelah Arab, Indonesia is the largest food wasters per person
per year! Dalam satu tahun, Indonesia membuang makanan sebanyak 300kg per satu
orang. Jumlah penduduk Indonesia ada … hmm kurang lebih 250 juta jiwa. Kalau
satu orang membuang makanan 300kilogram, hitungannya 300 x 250.000.000
=75.000.000.000 (ini bacanya gimana? Tujuh puluh lima kali sepuluh pangkat
sembilan???). karena satuannya kilo, kita konversi 1 ton = 1000 kilogram, jadi
ada 750 ton (tolong koreksi karena matematika saya sering remedial hehe).
Gak sadar kita ya, padahal makanan yang terbuang itu
bisa memberi makan sekitar 19 juta orang kelaparan berdasarkan research
geotimes.
“sebutir nasi yang mungkin selama ini kita sisakan
karena perut telah merasa kenyang, ternyata jika diakumulasikan dapat
memberikan dampak yang besar untuk banyak orang. Disamping itu, ada keberkahan
disetiap makaan yang kita makan, maka habiskan makanan hingga butiran nasi terakhir,
karena kita tidak tahu dibutiran mana keberkahan itu diberikan.” (Ferry Irawan
dalam artikel yang terbit di geotimes.co.id
tgl 24 Agustus 2018)
Masalah limbah makanan yang menggununug ini ternyata
sama bahkan lebih berbahaya dari sampah plastik. Dan lagi, ada hubungan antara
masalah makanan sisa dengan kehilangan sumber pangan yang bisa-bisa kita gak
bisa makan lagi karena telah habis.
Dengan mengurangi pembuangan sisa makanan, kita akan
lebih hemat uang. Selain itu, kita akan menyelamatkan tanah, bahan bakar, bahan
makanan, dan bahkan bisa menyelamatkan dunia seperti The Legend of Aang!
Food Waste Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah…
makan lima ngaku satu! Hehehehe….
Salam,
Estuwise
Sumber :