Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Suatu Hari

Kamis, 23 September 2021
Untuk diriku, di masa nanti yang entah kapan




Suatu hari, kamu akan selesai dengan urusan mengumpulkan, dan mulai untuk mencoba lagi dari awal.


Tidak mudah, tapi kali ini dengan kakimu sendiri, kamu melakukannya. Secara sadar dan bahagia. Tidak ada alasan dibalik alasan yang menjadi 'pegangan' atasa keputusanmu. 


Suatu hari, kamu bisa berdamai, menerima hal ganjil dan melepaskan apa yang selama ini mengikat dirimu. 


Aku yakin kamu bisa pergi dari tempat yang tidak cocok untukmu. Kehidupan maya yang mau tidak mau tetap kamu jalani, dengan alasan pekerjaan. 

Di hari yang entah kapan itu, kamu mendapati langit sedang biru dan angin berhembus kencang sehingga ujung rok kamu sedikit tersibak. Wajahmu begitu-begitu saja, tapi nampak ceria sebab kamu sudah selesai dengan urusan 'dilihat' dan mulai 'melihat' ke dalam. 

Di hari itu, kamu sudah siap dengan hadirnya dirimu yang selama ini tertidur lelap diselimuti alasan. Kamu tidak lagi banyak mikir untuk sesuatu yang dirasa benar. 

Aku mengenalmu, jika ada hal belum bisa kamu dapatkan, biasanya kamu akan mengusahakannya sampai mentok, kamu akan memikirkannya, lagi dan lagi sampai semesta memaksamu berhenti. Maka, di hari itu, adalah langkah awalmu yang semesta setujui untuk menjadi dirimu yang sebenarnya. 

Kamu bisa memulai untuk menyentuh tanah dan melakukan eksperimen dengannya sambil tertawa girang, tidak perlu lagi berkutat dengan panggilan atau kemajuan zaman untuk mengejar sesuatu yang entah apa.

Meskipun ini adalah hal abstrak, kamu bisa menjalaninya dengan suka hati. Kamu dan duniamu, sudah cukup. Kali ini benar-benar sedang merawat apa yang ada. 

Di tempat yang entah di mana, di hari itu, aku tau kamu lebih bahagia dibanding hari ketika kamu melepaskan seseorang.

Untukmu, jika masih sendiri di hari ketika langit sedang biru tanpa awan, aku tau hatimu jauh lebih lapang dan gembira. Gemersik daun bambu jadi hiburanmu, angin jadi penawar rasa sepi, dan kamu menikmatinya. 


Tapi jika sudah berdua, aku yakin hanya rasa damai dan syukur yang bisa diucapkan. Alhamdulillah, bahagia. 

Hari itu, aku tau kamu memilih untuk melepaskan sandal dan berlarian diantara rerumputan. Tertawa sendiri seperti orang yang jatuh cinta. Kamu tidak perlu validasi siapapun lagi, kamu di hari itu audah jadi bukti bahagiamu sendiri. 

Jika ada seseorang disampingmu, di hari itu. Katakan padanya, ia harus bangga padamu. Kamu sudah melewati rangkaian hidup yang ganjil, dan bertahan demi bisa menyentuh tanah-tanah dan menjauh dari arus dunia yang merah. Juga ucapkan terima kasih padanya, sebab tidak banyak yang mampu bertahan dengan ke-keras-kepala-an-mu

Hari itu, kamu bisa melihat hiruk pikuk kendaraan jadi seperti coretan warna di tembok yang menarik. Tidak lagi menyebalkan seperti saat hari kemarin. 


Untuk diriku di hari itu yang sedang berbahagia, tulisan ini hadir ketika dirimu masih belajar mengenal emosi. Belum bisa mengelolanya, baru sekadar tau aja. Kamu di hari itu, perlu ingat beberapa detail tentang dirimu di tahun ini. Semoga gak lupa tentang usahamu untuk pulang, meskipun masih dalam antrian panjang.


Aku tau kita semua sedang menunggu.
Aku yang hari ini menunggu masa depan,
Menunggu pagi, 
Menunggu ada tugas baru, 
Menunggu ngantuk, 
Menunggu balasan pesan,
Menunggu kabar, 
Menunggu jam pulang kantor,
Menunggu paket makanan, 
Sambil menunggu, apapun yang kulakukan itu akan jadi makna sebab kamu di masa depan ada.


Suatu hari, hari itu akan datang.

Kamu hanya perlu bersiap-siap mulai dari sekarang.