Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Bergerak Maju, Berlayar dan Menuju Pulang

Rabu, 08 September 2021
Peristiwa bisa terulang, dan itu bukanlah kejadian yang mengejutkan, seharusnya. Yah tapi lagi-lagi sebagai manusia biasa, kebetulan yang berulang tetap punya efek kejut. Entah positif atau negatif, tergantung siapa yang berbisik; was-was dari syaitan atau hati nurani dari tuhan.

Ada banyak hal besar yang kini berani dipilih demi misi hidup sebagai hamba di dunia yang penuh kesedihan ini. Rumi bilang, bumi adalah rumah duka dan kita memang bermukim di situ. Pantaslah kalau memang kita hidup berdampingan dengan sedih. Aku tidak lagi membenci kesedihan bila ia datang padaku.

Sebagian lain sudah selesai bertarung dengan diri sendiri dan bersiap dengan pertandingan lebih besar; menjadi masyarakat skala kecil yakni keluarga. Sebagian lainnya masih mencari apa yang penting di dunia ini. Semuanya bergerak, dalam pelan maupun tempo cepat. Mengarungi sungai-sungai yang menghanyutkan dan berpotensi menenggelamkan. Kita semua bergerak dalam antrian kematian.

Nasehat itu petunjuk. Hati bagai pintu yang harus selalu diketuk.

Badai yang datang tidak pernah disambut suka cita, tapi setelah bisa melewati badai barulah bisa berpesta sambil cerita dengan riang gembira. Selalu seperti itu, dan akan terus seperti itu. Mimpi-mimpi yang sukar diraih, angan-angan semu, kisah cinta yang pahit, usaha-usaha yang gagal, semua itu akan jadi cerita di suatu sore nan tenang di masa depan.

Mencari makna dalam pelayaran kehidupan tidak selalu mudah. Tidak apa menjalani rutinitas seperti biasanya, atau ingin meningkatkan kualitas diri dari hal terkecil setiap hari. Tapi hidup bukan sekadar rutinitas dan pencapaian terhadap duniawi. Ini perjalanan yang ditempuh untuk Allah, dan menuju Allah sebagai tujuan pulang.

Masa depan yang selalu dibayangkan itu, boleh dijadikan acuan agar terus berproses dari baik menjadi lebih baik. Tapi bukan tujuan pulang. Jadikan dunia sebagai jembatan untuk mendapatkan tempat pulang terbaik.

"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (Q.S Al-Baqarah:28)


Sebagai pengembara, dunia memang sangat menarik dengan berbagai hal. Dunia menyuguhkan sesuatu yang indah, meski terkadang jenuh, dunia punya banyak cara agar kita bisa berkutat hanya dengannya tanpa mengingat tujuan pulang. Kita tahu padahal isi dunia hanyalah sementara. 


Semua hal bergerak. Aku, kamu, kita, kalian, semua orang, semuanya, sesuatunya. Waktu juga bergerak. Masa lalu tidak bisa diubah tapi bisa direnungi, apa hikmahnya dan apa perbaikan untuk yang akan datang. Semoga kali ini kesalahan yang lalu diampuni, dan taubat kita diterima. 


Kita bukan tuhan, gak bisa atur semua urusan. Bahkan diri sendiri saja Allah yang gerakkin bukan atas kehendak kita pribadi. Mana mungkin Allah gak lihat kesalahan yang kita buat, sedangkan Ia sangat dekat.


Aku mau bergerak dan berlayar, sampai waktunya pulang.