Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Dua Empat di Empat Sembilan

Jumat, 03 September 2021
Pagi yang tenang dan indah. Terbangun sebelum alarm berbunyi jadi kebanggaan sendiri di hari ini. Oh, sudah waktunya ya. 


Sudah bertambah usia, bertambah ilmu, semoga bertambah pula keimanan dan derajat di sisi Allah SWT.

Alhamdulillah tahun ini genap berusia 24. Tidak terasa menjalani tahun demi tahun, gejolak batin yang sering berantem dengan diri sendiri. Bertumbuh, dan menerima diri seutuhnya.

Perjalanan hidup masih berlanjut, kini bukan lagi daun hijau. Ada perasaan untuk melihat setiap keadaan dengan sudut pandang terjauh, namun tetap secara sadar melihat skala terkecilnya. Sekarang aku sudah bergabung di barisan orang-orang yang membangun sistem, objeknya bukan lagi diri sendiri tapi kebermanfaatan untuk lebih banyak orang di sekitar. Oh idealisme pertama di umur 24. Semoga Allah jaga niatku.

Punya dua amanah besar di tahun ini. Mungkin akan melemah, mungkin akan merasa lelah, berbekal laa illa ha illawlaah, laa hawla walaa quwwata illa billah, hasbunallah wa ni'mal wakil, aku yakin bisa dan dimampukan oleh-Nya.

Ini salah satu kebaikan-Nya dalam setiap peristiwa. Allah menghilangkan satu orang, dan mendatangkan sepuluh orang. 

Perayaan yang terlalu dini dari kantor. China Town yang sering kupandang tidak ramah, buktinya tetap tunduk pada ketetapan-Nya. Allah Baik, dan aku diberikan rahmatnya.

Sehari sebelum genap usia dua empat, aku sempat ingin membeli makanan manis, tapi urung dibeli. Tidak lama, dua box Dunkin Donuts berada diatas meja jam 12 siang. Diantarkan sejoli yang sedang dimabuk cinta karena hari ini mereka ada meeting dengan owner. Masyaallah... Aku baru kepikiran kemarin, udah dateng di meja esoknya. 



Sejak kemarin ucapan-ucapan sudah kuterima dan do'a sudah terpanjatkan. Makanan, kue, dan lainnya sudah kunikmati. Alhamdulillah, bahagia dan terharu. 

Umur 24 ini dibuka dengan perjalanan menuju kota tenang. Kota yang selalu jadi saksi ketika aku patah hati. Solo trip yang dijemput ini agak terdengar horor tapi biarlah aku melakukannya hari ini demi sebuah keyakinan; bakti. Mudah-mudahan Allah berikan kekuatan atas setiap langkah yang kupilih, agar tidak salah jalur dan ridho atas setiap apapun yang terjadi.

Belajar adalah obat patah hati terbaik. Mungkin memang benar, aku mau fokus kerja adalah kalimat manis yang bisa aku resapi maknanya sebagai aku harus banyak belajar lagi. Tahun kemarin aku banyak belajar. Tentang makna sabar, makna ikhlas, tentang cara kerja jalur langit, tentang ikhtiar, tentang hal yang terasa namun tak tampak dipandang mata. Secara sadar, aku berani mengambil banyak keputusan karena terpacu olehmu. Tahun ini tentu aku akan belajar lebih banyak lagi. Inginku ada perubahan besar secara internal dalam keluarga. 

Bekerja adalah amanah dari Allah, berbakti kepada orang tua adalah kewajiban, dan menuntut ilmu itu wajib, sebab bodoh itu dosa. mudah-mudahan aku tidak termasuk golongan orang yang dzalim karena lalai dengan tanggung jawab sebagai anak, sebagai pekerja, sebagai pembelajar, dan sebagai hamba. 

Di perjalanan menuju kota tenang, aku mendadak terbayang kamu yang pastinya masih bekerja di hari sabtu seperti ini.

"Kalau aku ulang tahun kamu ngucapin apa?" 

"Apa ya, 'cie ulang tahun'?" katamu gak yakin. 

"Yah gitu aja?" 

"Bingung mau bilang apa."


Semogalah di hari baik ini, aku dan kamu selalu diberi perlindungan dan hidayah. Sebagaimana keinginanmu untuk fokus bekerja, doaku membersamai. Untukku, semoga tahun ini bisa aku lalui dengan ketenangan dan cinta yang bersumber karena-Nya, dari-Nya, dan untuk-Nya.