Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Food Waste Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah…

Kamis, 09 Mei 2019


Halo!
Minggu ini mau bahas food waste ah, soalnya ini dilemma nyaris semua orang terdekatk dan termasuk saya sendiri.

Jadi, apa sih food waste?

Food waste atau dalam Bahasa Indonesia adalah limbah makanan yang definisi intinya adalah makanan yang terbuang lalu menjadi limbah. Artikel di laman national geographic menyebutkan bahwa limbah makanan membuat sumber makanan berkurang dan sangat berkontribusi dengan perubahan cuaca dunia. Pantesan sepanjang pertengahan tahun ini hujan terus tapi panas banget juga kayak liat dia bersama yang lain…

Saya sendiri baru kepo-kepo tentang hal ini dan baru menyadari sesuatu…
Ketika membuang sedikit nasi di piring, sisa sambal, daging ayam yang tidak saya suka, timun atau lalapan lain, itu artinya saya ikut membuang pupuk, tenaga kerja, dan pestisida yang dipakai petani dengan sia-sia. Serta baru sadar juga kalau limbah makanan itu mengandung gas yang bisa saja meledak karena ditumpuk terlalu banyak!

Terus, sejak kapan limbah makanan bisa berbahaya gitu, Tu?

Kalau ditanya gitu bingung ya, balesnya gimana. Namanya limbah, kurang lebih pasti bisa berbahaya gak sih? Mau minor atau mayor efeknya, tetap aja ada. Limbah makanan bisa jadi berbahaya karena buruknya pengelolaan sampah dan minim kesadaran dari masyarakat untuk sadar lingkungan.

Artikel womantalk menuliskan tentang fakta limbah makanan. Artikel tersebut menyebutkan bahwa ada 10 fakta tentang limbah makanan yang saya rangkum menjadi tiga :

Kesatu : 3,3 milyar ton karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer bumi.
Kedua : sebesar 1,4 miliar hektar hilang dan digantikan untuk dibuat lahan pertanian sebagai sumber makanan manusia di dunia
Ketiga : limbah makanan merugikan secara ekonomi

Saya pas SD khawatir banget karena tahu kalau lapisan ozon sudah bolong-bolong. Apalagi sekarang coba, sudah bolong-bolong, menipis, dan saya semakin khawatir karena semakin tua saya, semakin cuaca jadi panas gak karu-karuan! L

Pada fakta kesatu, Sebuah organisasi yang berkolaborasi dengan lebih dari 50 pebisnis, nonprofit, foundation dan pemerintah yang berkomitmet untuk mengurangi limbah makanan dari Amerika yakni ReFED menuliskan tentang konsumen Amerika yang membuang milyaran dollar dari masalah limbah makanan. Lebih dari $218 terbuang dari makanan yang tidak dimakan sama sekali. Sekitar 52 ribu ton makanan sisa dibuang ke pembuangan padahal satu dari tujuh orang Amerika kelaparan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia sendiri, jumlah makanan yang terbuang bisa memberi makan 11% dari jumlah populasi alias 28juta jiwa bisa dikasih makan dari makanan sisa itu. 19,4 juta masyarakat Indonesia masih hidup dalam bayangan kelaparan ternyata. Padahal selama ini kita hidup enak, tiap hari pertanyaannya : “Mau makan apa hari ini?” tanpa sadar di negara sendiri masih musim kelaparan.

Kenapa sih kok makanan dibuang-buang?

Data dari Tirto.id malah makin mengejutkan karena 56% sampah yang ada dipembuangan ibukota isinya limbah makanan, warga Jakarta beli makanan untuk dibuang karena pola konsumsi yang berlebihan dan selalu menyisakan makanan karena malu.
Iya, malu.

Pernah denger gak sih temen kalian bilang “ya ampun, piring licin amat.. rakus.” Atau “apaan piring bersih amat kayak ga pernah makan aja sih, malu-maluin.” Atau “makanan tuh sisain dikit kek, malu diliatnya tau.” Gitu??

Bersyukurlah kalau enggak pernah dengar, apalagi gak pernah digituin sama kenalan kita. Karena saya pernah juga lho sama saudara sendiri dibilang “makan kok sampe licin gitu, doyan apa rakus?” hahaha padahal pas masih kecil saya diajari ibu untuk gak boleh nyisain satu butir nasi pun karena nanti nasinya nangis. Saya sih sampai sekarang percaya kalau nasi bisa nangis gitu, ya barangkali emang beneran cuma kita aja yang ga denger?

Gengsi gitu kalau makanan di piring pindah semua ke perut, mungkin biar dilihat orang kayak The Royal Family macem keluarga Inggris kali, alias biar perlente. Hmm saya sih tipe merakyat daripada harus perlente hahaha. Mampu finansial ga berarti harus membuang makanan, kan?

Berdasarkan data dari Foundation and Agriculture Organization (FAO), sekitar 1,3 triliun ton makanan hilang per tahun. Kok bisa? Iyalah bisa. Rinciannya, sebesar 10% makanan hilang saat produksi, 1% dari makanan hilang karena pengolahan, kehilangan saat pemasaran 6%, dan mencapai 9% makanan hilang saat tahap konsumsi.

Ada gak sih, Tu, kapan gitu limbah makanan ini membludak banget?

Ada!! Pas bulan Ramadan gini di 10 hari pertama, sampah makanan itu banyak. Ada lagi pas pesta pernikahan. Metang-mentang lagi pesta jadi boleh buang-buang makanan? Kan segala sesuatu yang berlebihan itu gak baik gaes di setiap agama… ada juga saat Thanks giving atau Christmast. Pokoknya dimana ada perayaan, disitu sampah sisa makanan menumpuk!

Berdasarkan data dari FAO, sekitar 1,3 triliun ton makanan hilang setiap tahunnya di seluruh dunia dengan rincian tingkat kehilangan saat produksi sebesar 10%, kehilangan saat tahap pengolahan sebesar 1%, kehilangan saat pemasaran 6%, serta kehilangan saat tahap konsumsi mencapahilang

Fakta kedua tentang limbah makanan ini adalah … kita kehilangan lahan sebesar 1,4 miliar hektar atau sekitar 7x luas negara Indonesia untuk digunakan sebagai lahan pertanian di dunia. Lahan sebesar itu ya, tentu berpengaruh juga sama lahan kehutanan dan mengancam spesies tanaman dan hewan yang dikonservasi. Kalian kepikiran gini gak sih, kalau sekarang (diumur 21 kalau saya) saja sudah banyak tanaman dan hewan yang langka dan dilindungi, apa kabar nanti kalau kita sudah punya anak dan cucu? Apalagi pertumbuhan penduduk yang membludak tentunya makin butuh sandang, pangan dan papan yang banyak. Saking banyaknya sampai mungkin tidak sadar mengeruk bumi ini tanpa mengembalikan kehijauannya. Apalagi kalau terlalu banyak orang, tingkat kesulitan untuk diedukasi dan mengedukasi pentingnya menjaga lingkungan pasti tinggi. Hmmm berat ya Allah aku pusing ….

Penelitian yang dilakukan Riska Amelia Mulyo dan Drajat Martianto dari IPB tentang perkiraan kehilangan pangan dan komoditas beras di Indonesia pada tahun 2016 , mengungkapkan bahawa hampir ¼ beras yang diproduksi di Indonesia loss (hilang) dan waste (terbuang). Hal tersebut menyebabkan kerugian ekonomi senilai 86.6 triliun rupiah. Kerugian lainnya ada pada lingkungan udara yang tercemar, pemborosan sumber daya alam air pula. Edan!

Eh, Tu. Bukannya sampah makanan mah jadi kompos ya kalau dibuang ke tanah?

Iya kalau membuangnya ke sumur biopori. Kalau ke pembuangan sampah, malah menumpuk dan membuat racun karbon dioksida yang membuat bolong lapisan ozon. Resiko lainnya dari pembuangan limbah makanan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah terjadi tsunami sampah atau dikenal juga dengan longsor sampah. Pernah di tahun 2005, TPA Leuwigajah Bandung meledak karena reaksi kimia di dalam tumpukan sampah. Korbannya mencapai 150 orang, yang meninggal banyak dan yang luka-luka lebih banyak lagi (koran Pikiran Rakyat Februari 2005).

(baca artikelku tentang sumur biopori)

Sebuah artikel di VOA Indonesia menuliskan tentang limbah makanan yang mengeluarkan gas metana. Gas metana ini 21 x lebih berbahaya dari karbon dioksida. Limbah makanan adalah satu-satunya limbah yang sangat kuat untuk menyumbang perubahan iklim, dan masalah limbah makanann ini terlalu besar skalanya untuk saya yang upik abu ini… ada langkah sederhana untuk mengurangi limbah makanan ini kok.

Tips Mengurangi limbah makanan (disandur dari beberapa artikel) :
  1. Mengurangi konsumsi makanan instan
  2. Membawa tempat makan kosong; selain mengurangi sampah plastik, dengan membawa tempat makan sendiri itu kita bisa minta porsi yang sesuai dengan tempat makan atau keinginan sendiri
  3. Mengolah makanan sisa; Belajar membuat fertilizer, saya masih tahap mencari dan belajar juga haaha karena bingung kalau ada sampah sisa makanan dibuang kemana jadi berpikir untuk beli tanaman hias gitu deh tapi masih wacana dulu J


Banyak orang yang membuang makanan mereka lebih dari yang mereka pikirkan, termasuk saya… tapi kadang ngerasa “aku cuma sisa sedikit kok” karena lihat orang lain yang beli makanan tapi setengah isi dipiring itu gak dimakan. Miris…

Indonesia menjadi pembuang sampah makanan terbanyak ke dua di dunia setelah Arab, Indonesia is the largest food wasters per person per year! Dalam satu tahun, Indonesia membuang makanan sebanyak 300kg per satu orang. Jumlah penduduk Indonesia ada … hmm kurang lebih 250 juta jiwa. Kalau satu orang membuang makanan 300kilogram, hitungannya 300 x 250.000.000 =75.000.000.000 (ini bacanya gimana? Tujuh puluh lima kali sepuluh pangkat sembilan???). karena satuannya kilo, kita konversi 1 ton = 1000 kilogram, jadi ada 750 ton (tolong koreksi karena matematika saya sering remedial hehe).
Gak sadar kita ya, padahal makanan yang terbuang itu bisa memberi makan sekitar 19 juta orang kelaparan berdasarkan research geotimes.

“sebutir nasi yang mungkin selama ini kita sisakan karena perut telah merasa kenyang, ternyata jika diakumulasikan dapat memberikan dampak yang besar untuk banyak orang. Disamping itu, ada keberkahan disetiap makaan yang kita makan, maka habiskan makanan hingga butiran nasi terakhir, karena kita tidak tahu dibutiran mana keberkahan itu diberikan.” (Ferry Irawan dalam artikel yang terbit di geotimes.co.id tgl 24 Agustus 2018)
Masalah limbah makanan yang menggununug ini ternyata sama bahkan lebih berbahaya dari sampah plastik. Dan lagi, ada hubungan antara masalah makanan sisa dengan kehilangan sumber pangan yang bisa-bisa kita gak bisa makan lagi karena telah habis.
Dengan mengurangi pembuangan sisa makanan, kita akan lebih hemat uang. Selain itu, kita akan menyelamatkan tanah, bahan bakar, bahan makanan, dan bahkan bisa menyelamatkan dunia seperti The Legend of Aang!

Food Waste Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah… makan lima ngaku satu! Hehehehe….



Salam,
Estuwise

Sumber :

Jangan Minta Maaf

Selasa, 07 Mei 2019
Tidak perlu minta maaf untuk sesuatu yang bukan salahmu...


Kadang, ada masanya melakukan sunnah terasa sangat asing dan dibatasi,
mungkin pada awalnya segan menjadi tamu disetiap senin kamis kalian,
lalu meminta izin untuk menelan sesuatu dihadapanku,
merasa tidak enak entah pada hal apa...

Setelah bertahun-tahun, barulah segan menjadi biasa,
namun waktu memaksa biasa pergi,
terganti lingkungan baru,
dan segan kembali bertamu...

Kenapa maaf?
bertahun-tahun mengulang kalimat tanya yang sama,
lakukan yang menjadi keinginanmu,
kulakukan yang menjadi keinginanku,
jangan minta maaf.....




Jangan Minta Maaf - s2 - 5.7.19