Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Semua Bergerak dan Tunduk Pada-Nya

Kamis, 02 September 2021
Waktu berjalan maju, dan masa lalu ada untuk dijadikan pelajaran untuk masa depan. Kemarin dan hari ini, rasa penyesalan itu masih ada dan semoga tidak hilang karena dengan perasaan sesal itu justru aku bisa terpacu untuk berubah jadi lebih baik.

Banyak berita bahagia sebenarnya sejak bulan agustus lalu, hanya karena satu riak ombak di pantai kadang terlupa bahwa air yang tenang masih di tengah lautan.

Semua orang bergerak pada jalan takdirnya masing-masing. Memulai usaha mikro, memulai belajar bahasa asing, mulai kembali melukis, mulai kembali menulis, melanjutkan studi hingga negeri Eropa, dan masih banyak lagi.

Semua bergerak berdasarkan kehendak-Nya. Ada yang ingin sekali studi sampai luar negeri, punya banyak teman orang asing, punya pekerjaan bertaraf internasional, dan ada juga yang ingin sekali hanya jadi orang sederhana. Hidup dan tunduk pada apa yang Allah sodorkan padanya.

Duluuu sekali saat SMA, kawanku yang paling gak umum itu senang bereksperimen. Dia bilang, hidup ini gak ada yang penting. Sebab ia sadar, ketika ia ingin dan serius sedikit saja, ia akan mendapatkan apa yang ia mau. Makanya ia jadi senang membantu orang lain saja, karena tidak punya hal yang begitu penting untuk dirinya sendiri. Entah sekarang bagaimana kabarnya. Dulu aku kagum dengan cara berpikirnya yang aneh. Semua hal yang kuketahui, ia bisa bantah dengan hal logis lain yang tetap pada koridor agama. Keren tapi ternyata gak sekeren itu karena pada akhirnya manusia memang labil dan Allah berkuasa untuk membolakbalik hati. Terakhir kuingat, ia bekerja di sebuah perusahaan cukup ternama dan ya betul, pergaulan mengubah cara berpikir.

Tapi ini bukan tentang kawan SMA-ku, ini tentang seluruh manusia di bumi ini yang bergerak seolah-olah itu adalah gerakannya sendiri. Padahal dibalik itu tetap Allah yang melakukan pergerakkan.

Aku senang di China Town karena punya banyak waktu luang di pagi dan malam hari. Semuanya waktu mustajab untuk berdoa. Jam kerja dimulai sebelum dhuhur sampai maghrib, selebihnya mau lembur atau pulang ya bebas. Tapi karena boss-ku ini masih muda dan cukup religius, maka seringkali jam 7 malam para pekerjanya diusir pulang jangan di kantor, sabtu minggu libur karena mereka ibadah di salah satu hari itu.

Lihat betapa Allah sebenarnya kasih apa yang aku butuh, bukan cuma yang aku ingin.

Setahun lalu, mana sempat aku punya waktu menulis seperti sekarang.

Pagi, revisi. Siang kejar desain dan edit video, sore masih revisi, malam masih diteror untuk sebuah revisi minor. Senin sampai minggu gak ada abisnya revisi terooss. No life. Aku sampai protes ke bunwel waktu itu hahaha, "bunnn aku mau ketemu manusia bun, kita semua no life banget." tebak jawabannya apa? Iya betul, suruh istighfar dan bersabar. Semua orang di kantor itu memang no life. Acara makan-makan jarang, pergi sekadar refreshing juga gak ada. Beneran hanya kerja, kerja, kerja, bahkan mau ngaji aja aku kesulitan. Pokoknya ngaji tuh bener2 me time yang harus sampe matiin hp dan kunci pintu kamar. Kalo gak gitu tetap diteor karena temen sekantor lain juga satu kosan, aku gak bisa dihubungi eh dia yang kena juga.

Alhamdulillah sih banyak ilmunya, karena kerja 24/7/365 dan emang Allah tau aku mampu, jadi BISA BISANYA BERTAHAN DENGAN RITME KERJA KAYAK GITU. Masyaallah, hebatnya Allah kasih aku kekuatan untuk bertahan.

Sempat terbersit di hati, apakah aku akan ke luar negeri sungguhan setelah dari China Town ini? Sebab sekelilingku rasanya bukan seperti Indonesia. Cari makan harus lihat tempatnya halal/non, dengar adzan susah, kemana-mana gak ada yang kenal. Walah, berasa pindah dunia emang ini magic sekali Allah kasih storyline begini.

Mungkin hidup teman-teman lain juga begini sama kayak aku. Banyak surprise-nya! dan yaaa kalo ada pil pahitnya coba telen aja dulu. Gak enak sih, tapi kan kalau obat bisa bikin sembuh. Siapa tau emang ini jalannya biar bisa sembuh dari keluhan yang selama ini dirasakan. Al Qur'an kan asy-syifa, penyembuh. Apapun yang terjadi, Allah gak mungkin salah kasih takdir.


Mengimani takdir itu bukan untuk para ahli ibadah, tapi wajib bagi seluruh umat islam. Inget, rukun iman kan? Mengimani qodo & qodar. Oh, aku ada satu doa yang diulang-ulang tiap sujud!


Ya Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi 'alaa Diinik (Wahai Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku senantiasa di atas agama-Mu).

Sama banyakin istighfar. Mudah-mudahan Allah kasih jalan supaya lapang hatiku dan hatimu dalam menghadapi setiap persoalan.