Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Hidup Memang Perlombaan

Minggu, 24 Oktober 2021
Hidup ini layaknya track lari marathon. Kamu perlu banyak stamina dan konsisten untuk mencapai garis akhir yang ber-kilo-kilo jauhnya.





Bukan seperti lari sprint yang perlu kecepatan, hidup adalah tentang ketepatan. Hanya saja, ketika ingin jadi pelari yang tepat, terlalu banyak persiapannya. Belum lagi, ketika persiapan sudah dirasa baik. Tapi ketika mulai berlari cukup lama, malah terasa penat dan hilang gairah. Kok gak nyampe-nyampe ya?


Ada yang bilang kalau hidup itu bukan perlombaan.


Agak kurang tepat rasanya, memang sih.. hidup ini harus dijalani dengan kesabaran. Tapi tanpa rasa semangat untuk bertahan, tidak mungkin kita mampu mempersiapkan diri menyelesaikan perlombaan. 

Bukan perlombaan untuk ajang pamer harta dengan sesama manusia, bukan pula perlombaan untuk jadi yang paling bahagia di sosial media. Tidak bukan seperti itu lombanya. 


Bagiku hidup memanglah sebuah perlombaan. Berlomba untuk mendapatkan kebaikan. Berlomba-lomba untuk menjadi manusia terbaik. Berlomba-lomba agar Allah melirik. Berlomba-lomba untuk mengubah diri jadi lebih baik. 


QS. Al-Baqarah Ayat 148: "Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."

Memang pada akhirnya bukan hanya soal siapa yang pertama, atau siapa yang paling terdepan. Hidup ini bagiku adalah sebuah proses membentuk diri. Tidak perlu buru-buru untuk sesuatu, dan tidak pula menunda-nunda untuk sesuatu pula. Bila ada kebaikan, maka laksanakan. Sesegera mungkin, dan selalu libatkan Allah dalam memulainya.


Berjuang memanglah melelahkan, lebih mudah bila melepaskan. Apalagi bila garis finis tidak kunjung tampak didepan mata. Berlari di tengah track marathon kehidupan juga tidak mudah. Perlu mengalahkan ego, dan kesombongan diri, agar bisa konsisten hingga akhir. Tapi bila Allah perkenankan kita untuk mengikuti perlombaan ini, mengapa harus khawatir tidak bisa menyelesaikannya? Mengapa masih mengeluh pada hal-hal yang sudah Allah jamin? 


Lagi-lagi memang bukan soal jadi juara satu, tapi jadi orang yang berjuang dengan tepat waktu. 


Berjuang sampai putaran terakhir, sampai nanti semua yang disembunyikan tersingkap takdir. Sebab ikhalas itu tak terucap, dan sabar itu tak berujung. 


Menjadi konsisten baik, dan jadi manusia terbaik di mata-Nya bukan dipandangan manusia.





Allahu'alam bisshawab. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk bertahan dalam kebaikan.