Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Angan-angan Saja Atau Memang Mimpi Yang Belum Terwujud

Jumat, 08 Oktober 2021




Jum'at menyapa dengan cepat. Segala kegiatan terlewati seperti halu, atau seperti kepakan sayap burung gereja beterbangan di pagi hari China Town, cepat dan begitu mudah berlalu.

Penerimaan bisa membuat seseorang nyaman. Dari penerimaan itu, seseorang bisa bertumbuh jadi orang yang lebih baik, sayangnya kenyamanan itu bisa bikin terlena dan berhenti eksplorasi diri karena merasa tidak melakukan kesalahan.

Harapanku tinggi, sujudku kurang rendah, kurang lama, kurang sering. Keinginanku tampak seperti mimpi yang belum terwujud, tapi ternyata khayalan saja, angan-angan yang tak digapai dengan kesungguhan. 


Prioritas atau angan-angan tanpa batas, aku bahkan tidak mengenal lagi mana yang sungguh mana yang singgah. Semua bias, tapi syukurlah tidak membuatku jadi kebas. 



Memiliki mimpi adalah hak semua orang. Mewujudkannya perlu pertolongan Allah dan kekuatan tekad untuk berjuang. Yang terjadi di medan perang, ketika tidak sejalan dengan ekspektasi, aku murung dan menyalahkan diri. Kenapa begini... Kenapa terjadi.... Lupa kalau semua hal bukan urusanku kecuali berserah diri.

Angan-angan sajakah, atau memang mimpi yang belum terwujud? Aku bertanya-tanya setiap persimpangan jalan, ketika dua pilihan besar menuntut untuk segera dilakukan. 


Keinginan yang sering kali bukan jadi kebutuhan... Dipaksa dan dijadikan rute utama dalam perjalanan. 


Angan-angan sajakah, atau memang mimpi yang belum terwujud? 


Sampai hari ini, masih saja memaksa Tuhan yang Maha Sempurna. Ingin ini... Harus ini... Hari ini harus bisa begini... Besok harus bisa ini. Siapa yang memaksa? Diri sendiri jawabannya.


Pernahkah aku sejenak bersandar, berhenti melakukan sesuatu atas dasar 'aku', dan membiarkan 'yang menciptakan aku' mengambil alih semua to do list kehidupan ini?


Menjelang tahun baru katanya harus ada yang baru. Tapi sujudku masih terburu waktu, bacaanku masih surat yang itu-itu melulu karena hafalanku sudah banyak yang berlalu. 


Seseorang bilang padaku, untuk percaya padanya.

Bersikap totalitas, untuk membuatku mengandalkan dirinya.

Di sisi lain, suatu tempat asing tidak menjanjikanku apapun, tapi aku berjalan padanya. Bukan padamu. 


Aku berjalan pada-Nya. 

Pada-Nya, 

bukan kamu.


Terketuk hatiku di tempat asing ini untuk membaca firman-firman-Nya. Terjabarkan semua salahku di keheningan yang tanpa ada satu orangpun mengenalku. Tersedu-sedu karena kebodohanku yang bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan dasar dari agamaku sendiri. Oh, ternyata ilmu yang kutau tidak cukup jadi bekal untukku pulang nanti. 

Inikah sebabnya dipisahkan? 

Kita ini... Angan-angan sajakah, atau mimpi yang belum terwujud?

Meyakini semua hal yang terjadi adalah mimpi yang belum terwujud. Bukanlah angan-angan belaka tanpa semangat memperbaiki. Aku berusaha mewujudkan mimpi, satu demi satu menghancurkan bata merah yang jadi tembok tinggi dan tebal sebagai pertahanan diri.


Hanyalah kuasa-Nya yang mampu mengurusiku sepanjang waktu. Penjagaan-Nya meliputi langit bumi dan segala isinya, termasuk dengan menjaga mimpiku. Kamu kutitipkan pada-Nya yang Maha Cinta, kelak di suatu tempat yang teduh dan tenang, kita akan bersua dengan hati gembira.


Biarlah yang berlalu jadi angan-angan tanpa batas. Biarlah jadi cerita yang kutulis fiksi dengan bebas. Kita semua adalah tunas, waktu bertumbuh akan sangat lama agar dahannya keras. Memupuk dan merawatnya perlu waktu dan tenaga agar menjadi pantas. 

Memantaskan diri untuk sesuatu yang lebih pasti bernama kematian. Tapi tetap mempersiapkan diri untuk gelombang duniawi, agar tidak karam ditengah samudera ilmu masa kini. 


Semua hal Allah ciptakan berpasangan. Setiap mimpi perlu usaha, setiap jiwa perlu cinta, dan aku membutuhkanmu sebagai pelengkap asa. Kita akan saling membantu untuk bertumbuh. Tabirnya belum terbuka. Tapi cinta-Nya yang begitu besar membuatku malu karena belum berusaha semaksimal yang kumampu.

Jujur pada diri sendiri, 
Angan-angan sajakah, atau mimpi yang belum terwujud?


Jawabannya tetap sama. 


Ini hanyalah mimpi yang belum terwujud.