Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Mencari yang Sudah Ada

Kamis, 26 Agustus 2021
Sepanjang tahun ini berbagai hal audah kucoba dan sepenuhnya dilakukan dengan sadar. Bulan per bulan sudah mampu kuingat meski hari-hari didalamnya masih berurutan dengan acak, tak jarang terlupa.

Ingat di September tahun lalu sedang sibuk mentoring artikel dan masih bekerja sebagai desainer di start up muslim.

Oktober, aku lupa detailnya. Tapi ini mulai lelah dengan semua hal yang ada di sekitar dan berfokus untuk hidup hari per hari tanpa mikirin apapun. 

November resign, dan mencoba memulai sebuah agensi bersama beberapa teman. Periode duka karena selama 40 hari setelahnya hidupku hanya Allah yang tau.

Desember mencoba bekerja lagi tapi belum mantap akhirnya di Januari berhenti. Padahal masa probation juga belum usai 3 bulan.

Januari dimulai dengan pertanyaan "nanti mau ke mana?" tiap menuju weekend. Benar juga sih waktu itu waktu luang cukup banyak. Obrolan ringan serius ringan sampai diajak ketemu banyak orang baru cukup meyakinkan untuk okelah gas pake bismillah. Apa yang di gas? Motornya dulu.... 

Februari masih mencari apa yang bisa kukerjakan bersama dengan usaha agensi yang alhamdulillah masuk beberapa klien. Ditemani seseorang, pelan-pelan mencari apa yang kubutuhkan dan melepaskan apa yang bukan jadi tujuan.

Maret, mengurus ijazah dan bertemu kolega lama. Mendapat project juga. Dan mendekatkan diri dengan seseorang pula. Periode menyenangkan karena hari ke hari diisi dengan perasaan hangat. Aku suka sekali ketika didengarkan, dan sangat merasa dihargai ketika ia mau meluangkan waktu untuk sekadar menjawab 4x4 ketika ditanya.

April masih masa periode senang, sesekali mulai serius karena agak ambis mengenai beberapa hal. Kayak, hari ini belajar apa, masak apa, mau naikin jenis postingan apa, udah sampe mana persiapan one step closer, mau pergi ke mana minggu ini sudah tidak lagi terdengar. Masing-masing fokus pada memperbesar kapasitas.

Mei itu mendadak dapat undangan interview. Dan kebetulan mulai sibuk pula seseorang tersebut dengan tugas baru. Banyak yang harus masing-masing benahi karena akarnya sudah nampak. Menampakkan kecacatan pada orang diluar diri sendiri, sungguh menguras energi, kalau saja ia tau. Di bulan ini sudah banyak resah. Bagaimana kalau ia tak sanggup dengan cacat yang kupunya... Selalu terlintas dan belum terjawab.

Juni, segalanya mulai jauh lebih rumit dan kompleks sebab tidak ada mimpi di bulan ini. Sisi realistisku dan dirinya muncul. Sebagai perempuan, banyak hal yang dipikir sekaligus dibicarakan. Menjadi bimbang sudah seperti keseimbangan agar hidup berjalan sebagaimana biasa. Tapi sebagai laki-laki, bicara dan berpikir tidak bisa di satu waktu. Tapi sambil menekan ego, masih beriringan dan mendengarkan keluh kesah masing-masing.

Juni ke juli, periode gila dengan 8 klien masuk dan pekerjaan baruku ditambah pula event menulis. Rasanya nyawaku sudah tipis tapi ia tetap menyemangati dan menungguiku mengetik. Aku sesekali merengek untuk tidsk menulis, tapi berkali-kali ia menyemangati dengan tenangnya. Mau tidak mau, aku jd harus mengetik.

Juli itu mulai agak senggang, pekerjaan baru mulai bisa dimengerti. Tapi untukmu, bulan itu hidupmu baru di mulai. Segala peruntungan berkat kerja keras di masa lalu terbayar di bulan ini. Mendapat promosi, mencari jati diri, membangun sebuah mimpi. Hal besar datang padamu secara bersamaan.

Jadi harusnya aku sudah bisa memprediksi.


Hal besar membutuhkan pengorbanan besar.

Ini bukan berarti kehidupan berhenti, di beberapa persimpangan memang harus pilih untuk belok kanan atau lurus terus. Karena berjalan perlu energi, dan tidak mungkin semua jalan bisa dilewati di satu waktu.

Sudah akan September lagi.

Setelahnya usiaku akan bertambah. Apa yang sudah kupelajari selama setahun ini adalah sadar akan setiap pilihan dan risikonya yang mampu kutanggung. Selama ini memang impulsif dan tidak pernah benar-benar sadar untuk melakukan sesuatu. Tapi tahun ini, berkatmu, segala sesuatu aku pikirkan. Dulu aku takut untuk berpikir tentang keputusan, maka aku menolak segala hal yang kupunya demi sesuatu yang tidak pernah ada. Sekarang, aku jadi makin sadar dengan apa yang kupunya. Apa yang bisa kutambah, dan apa yang harus diperbaiki. Pengalaman yang indah. Sejujurnya naik motor sore itu seru banget. Gak panas, gak macet, bisa ngobrol santai. Dan naik motor malam hari juga seru karena bisa lihat lampu jalanan. Hal yang ga pernah aku rasain selama puluhan tahun, tapi karena kamu aku jadi tau. 

Aku malu bilangnya, tapi intinya kamu punya tempat somewhere in this heart, dan mau kamu tau kalo rasa terima kasih ini ga akan bisa kamu denger atau rasain langsung, karena aku udah nitip biar Allah yang bales. Hehe. Biar balasannya setimpal sama kebaikan kamu untuk pengenalan banyak hal baru yang ga terjamah sama tempurung kecilku.

Kayak kata kamu, waktu berjalan ke depan, apapun yang terjadi sudah garis takdir. Kita punya Allah dan ga akan sendirian. Tahun ini China Town jadi saksi anak perempuan yang cengeng jadi lebih berani.

Kalau uang, keluarga dan kesehatan udah kamu punya semua dan bukan lagi jadi masalah untuk hidupmu, apa yang bakal kamu lakuin selama sisa hidup sampai mati nanti?