Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Selalu Ada Alasan Untuk Setiap Langkah

Kamis, 09 Desember 2021
Menjadi berani tidak pernah mudah bagiku, dan barangkali bagi kamu juga. Ketakutan selalu jadi mimpi buruk untuk setiap tindakan. Mempengaruhi diri menjadi banyak mikir tanpa eksekusi yanh jelas karena mengedepankan ego untuk bermain aman. 


Oh sudah barang tentu karena seringkali salah mengambil keputusan, rasa berani itu hanya hadir tipis-tipis dibandingkan dengan ketakutan.

Bagiku, satu keputusan berpengaruh besar untuk hidup yang bisa jadi jauh lebih berantakan. Lebih kacau dan makin bingung maunya apa. 

Bagiku, satu keputusan bisa berarti menyakiti seluruh pihak. Termasuk menghancurkan ekspektasi sendiri, menghancurkan ekspektasi orang yang disayangi, dan artinya aku perlu melepas mereka yang pergi lantas membuat diri jadi rusak dan tidak tahu harus dari mana untuk diperbaiki.

Bagiku, satu keputusan berarti tentang ego terakhir yang berusaha defensif atas cita dan cinta yang dimiliki. Artinya, aku berperang melawan diri dan bahkan dunia ini dengan taruhan idealisme masing-masing, demi menyatakan aku tidak main-main dengan seluruh ucapanku. 


Menjadi berani dengan punya satu keputusan itu menakutkan. Namun sisi lainnya, itu harus dilakukan. Aku tidak pernah berani ambil satu keputusan, dan menunggu seseorang memojokkanku pada satu kondisi dan pada akhirnya, barulah aku memilih satu keputusan. Pola yang menyebalkan dan lama. Sebab itu artinya aku selalu membuat keputusan dalam keadaan terdesak. Dan butuh orang lain sebagai trigger utama. 


Sampai hari ini, setiap langkah yang kulakukan selalu punya orang lain sebagai alasan. Tidak ada yang benar-benar karena aku. 


Aku terlalu abai dengan diriku sendiri. 


Menurutku, saat sudah tidak ada lagi yang harus dipertahankan dalam hidup kecuali keimanan dan percaya ini bentuk pertolongan-Nya, mendadak rasa takut itu kalah dengan keinginan untuk memulai semuanya dari awal. Membuang apa yang pernah dimiliki dan mencari apa yanh baru. Meskipun itu terasa ganjil. 


Aku sendiri pergi ke tempat asing, memacu diri pada kesendirian lain yang lebih sepi dan minim apresiasi, sambil berharap kali ini bisa mengobati rasa penyesalan demi penyesalan di masa lalu. Berharap dengan ini, aku jadi tau apa yang aku mau dan apa yang sebenarnya Allah inginkan dariku. 


Mungkin aku lebih beruntung karena tidak benar-benar membuang semuanya, tidak benar-benar memulai dari nol. Aku hanya melanjutkan apa yang sudah kumulai. 


Tidak ada tombol restart dalam hidupku. 


Alasan-alasan masih tetap dibutuhkan untuk memotivasi diri di tempat asing dan menempa hati agar tidak lagi menerima ketidakjelasan. Tapi kali ini, alasan-alasan yang dibuat jauh lebih sederhana, hanya untuk-Nya. 


Mencari sebagian rahmat-Nya sebagai bentuk balasan cinta kepada Rabb semesta alam.


Tidak ada lagi alasan pelarian untuk memulihkan luka. Tidak ada lagi alasan menyendiri karena tidak ingin dikomentari. Tidak ada lagi alasan pergi karena rasa bersalah. Tidak ada lagi alasan menyesal atas hal yang telah terjadi. Seluruhnya kuterima sebagai identitas di masa lalu. Aku yang hari ini tidak ingin lagi beralasan karena diri sendiri. Selalu ada Rabb yang jadi alasan utama dibalik setiap keputusanku.

Dan jika seluruh keputusan yang telah dibuat berujung pada berakhirnya apapun itu, aku tidak akan kecewa. Karena Allah lebih tahu mana yang aku mampu daripada egoku.

Semoga tetap dalam koridor kebaikan dan bukan semata-mata memberi makan ego dengan menjadikan cinta-Nya sebagai alasan. Semoga selalu dalam lindungan Allah dalam melakukan kegiatan. Diberkahi dan disayangi seluruh makhluk ciptaan-Nya dimanapun berada.

Doakan orang lain, maka yang lain akan mendoakanmu.







Barakallahu fiikum.