Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Ecotourism adalah ...

Kamis, 28 Maret 2019

Halo!

Minggu ini masih membahas tentang ekologi, tapi karena sudah tiga minggu berturut-turut bahas sampah, jadi gumoh juga huhu. Terus uploadnya lewat dari dateline lagi ya, sungguh ternyata ide dan waktu adalah hal yang mahal. Nah, berhubung kampus lagi gencar banget sama studi kepariwisataan, dan tempat pariwisata sedang naik-naiknya setalah tayangan My Trip My Adventure, sekalian berhubung skripsiku juga masih berkaitan dengan komunikasi pariwisata, mari kita bahas tentang eco-tourism saja (penganut sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui garis keras).

Apa sih Tu, ecotourism itu?

Ecotourism atau ecology tourism, menurut TIES (The International Ecotorism Society) adalah perjalanan wisata ke tempat alami untuk menikmati, dan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat. Singkatnya, ecotourism ialah pariwisata yang ramah lingkungan. Dengan adanya ekowisata, diharapkan para wisatawan ini dapat melihat alam secara dekat, merasakan keaslian lingkungan untuk kemudian mencintai alam beserta adat dan budaya yang menyertainya. Istilah gaulnya mah, Back to nature

Menurut Ahmad Rosyidi Syahid dalam laman studipariwisatadotcom, ekowisata diselenggarakan dengan tidak memodernisasi fasilitas alias semuanya serba sederhana dengan memelihara keaslian alam, lingkungan, seni, budaya, adat-istiadat, kebiasaan hidup (the way of life), hingga tercipta rasa tenang dan terpelihara flora dan fauna agar kehidupan manusia dan alam jadi keseimbangan.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, ada 9.4 juta kunjungan ke Indonesia dari total 42 negara di tahun 2014. Perkembangan tempat pariwisata dan kunjungan wisatawan yang setiap tahunnya meningkat, akhirnya berdampak pada perkembangan transportasi dan industri hotel. Persentase paling tinggi diraih oleh Tiongkok dan Malaysia untuk wisatawan mancanegara yang berkunjung dengan 14,24% dan 13,91% di tahun 2018.


Terus, kalau ekowisata ada dampak positif dan negatif gitu gak, Tu?

Jelas ada dong.

Kalau dampak postif sudah jelas untuk menjaga kelestarian alam, meningkatkan pendapatan daerah, dan sederet kalimat sejenis yang intinya adalah konservasi lingkungan. Ada aturannya juga lho teman-teman.

Nih listnya :
  1. Meminimalisir dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh wisatawan
  2. Mengamati dan menghormati lingkungan dan budaya sekitar
  3. Menguntungkan bagi wisatawan dan penggiat ekowisata
  4. Memberikan donasi untuk konservasi lingkungan
  5. Memberikan dukungan dana kepada penduduk setempat
  6. Meningkatkan kesadaran pengunjung mengenai lingkungan, masyarakat, politik di tempat pariwisata tersebut agar dapat berkolaborasi menjaga lingkungan

Tapi keberadaan ekowisata tidak selamanya memberi dampak positif. Seperti dua sisi mata uang, kehadiran ekowisata selain menjadi salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian daerah, tidak dapat dipungkiri pembangunan wisata yang ramah lingkungan ini, nyatanya membuat lahan kosong menjadi industri perjalanan atau hotel-hotel untuk penginapan para turis.

Tidak jarang dengan tumbuhnya hotel-hotel disekitar tempat wisata justru 'mematikan' adat dan kegiatan komunitas lokal, yang berujung pada rusaknya integritas komunitas tersebut dan tidak mendapat manfaat ekonomi dari industri pariwisata.

Pariwisata berbasis ramah lingkungan yang digadang-gadang menjadi salah satu solusi untuk menjaga keaslian ekosistem justru mempengaruhi habitat para satwa liar maupun kehidupan tanaman yang ada. Hadirnya manusia yang terus menerus bisa sangat berdampak negatif bagi perilaku alami hewan-heawan tersebut.

Mengingat bahwa ekowisata bertujuan untuk mendidik dan mempromosikan konservasi habitat alami, tentu menjadi peluang besar bagi pengusaha dibidang bisnis perjalanan. Dengan kepopuleran parwisata berbasis ramah lingkungan ini harusnya organisasi yang berkaitan dengan kepariwisataan tidak mengabaikan praktik ramah lingkungan itu sendiri.

Pariwisata memang mempengaruhi lingkungan alam, terkadang para penyedia wisata akan mencari hal-hal unik yang ada di daerah mereka untuk menarik perhatian pengunjung. Misalnya karena ada sebuah pantai yang belum ramai dikunjungi di wilayah X, pasti sebagian orang akan berpikir ini adalah peluang besar kalau membuka rumah makan berhalaman parkir besar atau hotel dengan banyak kamar untuk pengunjung dari luar kota. Pembangunan semacam ini tentu membuat kerusakan pada lingkungan sekitar tempat wisata kan?

Itulah sebabnya ekowisata dibuat untuk menghindari perusakan alam yang lebih besar. Penggiat ekowisata akan mengupayakan bahwa kegiatan bisnis mereka tidak merusak lingkungan.
Dari contoh pantai tadi, para penggiat ekowisata mungkin memilih untuk membangun struktur bertingkat rendah yang tersembunyi di bawah garis pohon dan mengikuti prosedur yang berwawasan lingkungan dalam hal menghasilkan energi, pembuangan limbah, dan daur ulang. Selain itu, ekowisata ini haruslah aktif dalam mempromosikan kegiatan yang menawarkan dukungan kepada masyarakat setempat untuk bersinergi menjaga alam. Tidak hanya sekadar untuk kebutuhan mencari nafkah, tetapi berkolaborasi untuk meningkatkan kesaran tentang lingkungan.


Bagaimana caranya supaya kita mendukung para penggiat ekowisata ini, Tu?

Sebuah web dari Thailand yang mendukung konservasi lingkungan, flight of the gibbon menuliskan bahwa cara termudah ialah mengajukan pertanyaan kepada tempat wisatanya. Sebagian besar hotel misalnya akan memiliki fasilitas yang menyatakan bahwa pihak hotel akan mencuci handuk hanya jika diminta, tanyakan apakah penyedia pariwisata bekerja dengan komunitas mereka, mendukung proyek konservasi terdekat atau mendanai program pendidikan lokal dan sebagainya.

Bertanya sekarang tidak harus face to face kan? bisa via e-mail, bisa via telepon, skype atau menggunakan media sosial lain untuk mengobrol dengan mereka sebelum mendaftar untuk tur dan berwisata.


Nah, kalau kalian nemu tempat dan penyedia ekowisata yang bagus, promosikan ya!


Eh iya, berhubung makin banyak sekali kekurangannya dalam penulisan apalagi di artikel kali ini (riset mepet dan buang waktu banyak banget untuk memahami artikel bahasa asing //i'm noob//) kurang lebihnya mohon maaf, dan tentu saja koreksi dan saran sangat ditampung! Terima kasih. :)


sumber : penulis
Salam,
Estuwise

Sumber :