Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Mudah Saja Bagi Mereka yang Mau

Senin, 25 Juli 2022

Untuk cerita yang usai, masih belum luntur ucapan terima kasih telah membentukku seperti ini. Meskipun berulang kali memantrai; bahwa 'yang mereka miliki saat ini bukanlah perlombaan, jangan ambil hati', terlalu membingungkan untuk tidak memikirkan mengapa secepat itu semua orang berubah haluan dan menemukan, sedangkan ada orang-orang sepertiku yang masih enggan untuk berhenti mengisolasi diri.


"Memangnya sedalam itu kah?" tanyamu suatu hari. 

"Tidak juga..." jawabanku menggantung, tak ingin bicara lagi meskipun kepalaku penuh berisi susunan kalimat panjang yang diplomatis untuk menyangkal.

"Lantas?" pertanyaan berulang yang sudah kudengar ribuan kali, bahkan sejak usiaku genap dua puluh (saat ini usiaku dua empat).

"Hanya... Terlihat menakutkan."


Untuk sebuah acara sakral yang ikatannya sangat kuat, inginku perang batin ini usai terlebih dulu. Berupaya untuk mengikat simpul-simpul yang terlepas dari dalam sebelum membuat rajutan yang lebih rapi di luar. Sayangnya prioritas sering terbalik-balik sampai lelah yang tersisa menguasai diri ini. Berkali-kali kacau, merasa bodoh dan sepi. Lalu marah-marah karena tidak mampu jadi kusir di kereta sendiri. 


Bagiku, membuka diri adalah perjalanan paling melelahkan yang harus kutempuh saat ini. Segala macam tragedi membuat enggan bangkit lagi, tapi nyatanya sampai empat tahun setelah kabut mengisi diri, aku masih hidup dan menjalani hari-hari seperti orang normal. Segala macam komedi mengisi ritme monoton seorang puteri tunggal di pentas yang sepi pengunjung. 


Pilihan-pilihan ini bisa disederhanakan, bagi mereka yang mau. Sedangkan aku menjalaninya dengan rumus perhitungan yang memutar jauh, sambil berharap cepat selesai. Ada waktu-waktu dimana ingin menyederhanakan hal rumit di dalam kepala, tapi yang kulakukan justru lebih banyak waktu untuk merumitkan hal sederhana.


Mungkin benar, pada akhirnya ini hanya tentang apa yang benar-benar bisa kutoleransi, tentang mecari damai dalam berisiknya suara dalam hati, dan tentang nanti yang ingin kuubah sesuai kehendak Yang Maha Suci.


Bagi mereka yang mau, segalanya akan mudah dan dipermudah.

Bagi mereka yang enggan, segalanya terasa jauh dan ambigu.

Bagi mereka yang siap, badai apapun berani dihadapi.

Bagi mereka yang enggan, kerikil tampak seperti hujan meteor.


Lantas kapan waktu untukku mau dan siap?

Masih tak terjawab, masih tak ingin menjawab.